Kenapa ChatGPT berbahaya buat programmer
Kecanggihan ChatGPT memang mengguncang dunia, tetapi apa efeknya buat programmer?
Halo, Eka disini. Blog ini adalah media untuk berbagi opini serta insight tentang isu terbaru di seputaran programming dan kehidupan programmer. Kirimkan saya pertanyaan, saya akan coba jawab di postingan berikutnya 🙏
Kabar mengenai kecanggihan ChatGPT memang sempat mengguncang dunia belakangan ini, tetapi ada nggak sih efeknya buat programmer?
Sebelum membahas efeknya buat programmer, mari kita pahami dahulu tentang apa itu ChatGPT dan kemampuan yang dimilikinya. Pemahaman dalam arti secara umum, bukan detail teknis bagaimana dia dibuat.
Saya sendiri tidak banyak pengalaman di bidang Machine Learning (ML) dan Artificial Intelligence (AI) tetapi sebagai bagian dari tim data di tempat saya bekerja, saya berinteraksi langsung dengan teman-teman ML engineer sehingga sedikit tidaknya saya tahu bagaimana cara mereka bekerja ketika mengembangkan sebuah model ML.
Jadi apa itu ChatGPT?
ChatGPT adalah sebuah chat bot yang dikembangkan oleh perusahaan peneliti kecerdasan buatan asal Amerika Serikat bernama OpenAI. Saking canggihnya, chat bot ini bisa melakukan banyak hal yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia.
Namun ChatGPT berbeda, dia bisa menjawab pertanyaan tentang banyak hal seperti pengetahuan umum, soal matematika, mengarang dan merangkum isi tulisan, bahkan menulis kode komputer (coding).
Meskipun pengetahuan yang dia miliki diklaim hanya sebatas pengetahuan yang ditanamkan oleh sang pembuatnya, tetapi melihat dia menjawab pertanyaan yang saya sendiri belum tentu tahu jawabannya membuat saya merinding.
Seperti terlihat diatas, saya bertanya bagaimana cara menggunakan async - await
di Javascript dengan bahasa Indonesia, dia langsung menjawab disertai contoh kodenya, gila kan?
Apa dampaknya ChatGPT buat programmer?
Melihat dia menjawab pertanyaan dengan sangat baik bahkan disertai dengan kode, sebagai programmer yang mencari nafkah dengan menulis kode, langsung terbersit di benak saya bahwa ChatGPT ini akan membawa dampak khusus buat programmer seperti saya dan buat mereka yang baru belajar programming kalau tidak digunakan dengan benar.
Saya tidak anti dengan teknologi revolusioner seperti ini, justru memang tugas kita para pengembang dan programmer menggunakan skill yang kita miliki untuk membuat hidup lebih mudah, membuat peradaban manusia lebih baik dan maju, dan ChatGPT sangat berpotensi untuk itu.
Tetapi seperti saat ditemukannya mesin uap untuk menggantikan kuda sebagai kendaraan, atau saat ditemukannya ponsel pintar menggantikan telepon kabel sebagai alat komunikasi, maka ChatGPT juga seperti pisau bermata dua. Salah pakai maka kita sendiri yang akan terluka.
Berpuluh-puluh tahun programmer selalu menggunakan insting pencarinya untuk mencari cara terbaik memecahkan masalah, menggunakan kreativitasnya untuk menghadirkan solusi yang inovatif, memanfaatkan buku, blog, dokumentasi serta video untuk belajar hal baru.
Programmer tumbuh karena melalui proses tersebut, teknologi berkembang pesat karena melalui proses penelitian yang panjang dan tidak mudah, proses yang memaksa manusia untuk memutar otak, yang memaksa kita mengeluarkan segala potensi yang kita punya sebagai manusia.
Dan, kalau sekarang ada solusi yang bisa menghadirkan semua informasi yang kita cari di depan mata, tanpa usaha yang signifikan, instan, dalam sekejap, apakah hal tersebut tidak memantik alarm di benak kita semua?
🔔 Sebuah Alarm 🔔
Buat saya yang sudah berkecimpung di bidang programming selama belasan tahun, merasakan susah dan senangnya belajar serta berkarya maka melihat terobosan luar biasa seperti ini pastinya membuat saya kagum dan bangga. Ini menunjukkan kemampuan kita sebagai manusia at its best.
Saya tidak khawatir profesi saya akan tertandingi oleh AI, karena buat saya programming adalah life skill, hobi dan gaya hidup, bukan satu-satunya faktor yang membuat saya hidup melainkan hanya salah satu skill yang bisa digunakan untuk mendapatkan penghidupan.
Tetapi bagaimana dengan adik-adik kita yang baru belajar programming? bagaimana dengan teman-teman kita yang selalu mencari jalan pintas untuk membantu kesulitan mereka ketika membuat program?
Saya khawatir kalau tool-tool seperti ini hanya akan membuat mereka (tambah) malas, membuat fighting-spirit nya terkikis, menjadi tidak mau berusaha, selalu bergantung pada jalan pintas, bergantung pada hasil instan yang ujung-ujungnya membuat mereka hanya paham permukaannya saja.
Hal yang sama telah dan sedang terjadi dengan maraknya anak-anak atau orang dewasa yang kecanduan bermain game, lupa waktu, lupa tempat bahkan lupa tanggung jawab. Memang kasusnya berbeda tetapi ini adalah contoh nyata apabila teknologi tidak dimanfaatkan sesuai porsinya, sebuah contoh bahwa pisau tumpul pun bisa melukai pemiliknya.
Apakah saya terlalu paranoid? overthinking? mungkin saja.
Saya hanya berharap teman-teman, para pembaca menyikapi dengan bijak keberadaan teknologi-teknologi tersebut. Don't take it for granted, don't trust them 100%, don't rely your life on them. Pembuatnya sendiri sudah menyatakan bahwa kreasi mereka tidak semurna, tidak mengetahui semuanya, bisa memberikan informasi yang salah bahkan menyesatkan.
Jadi buat kalian para smart people, mari manfaatkan mereka sesuai porsinya, mari gunakan mereka untuk membantu memecahkan masalah di sekitar kita, sebagai pembantu, bukan tergantung sepenuhnya kepada mereka. Karena, begitu kita tergantung penuh kepada mereka, kitalah yang menjadi produk alias budak mereka.
Sebagai penutup mari kita tanyakan satu pertanyaan lagi ke ChatGPT.
Gimana menurut kamu? kamu percaya apa kata dia? 😀
Ini real. Punya anak baru d suruh belajar code malas2an. D kasih task susah paham. Keliatan code cuma ngandelin chat gpt d kasih instruksi mlah melenceng