Halo, Eka disini. Blog ini adalah media untuk berbagi opini serta insight tentang isu terbaru di seputaran programming dan kehidupan programmer. Kirimkan saya pertanyaan, saya akan coba jawab di postingan berikutnya 🙏
Dibalik harapan untuk menjadi programmer sukses tidak sedikit pula orang-orang yang malah berkecil hati setelah menyadari realita yang sebenarnya. Realita yang menghampiri ketika menyadari bahwa menjadi programmer itu ternyata tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Beberapa miskonsepsi yang sering saya temui adalah bahwa programmer harus mendapatkan pekerjaan, harus bekerja di start-up besar, harus bergaji tinggi, namun ketika itu semua tidak tercapai lantas menganggap diri kita telah gagal.
Banyak juga pertanyaan-pertanyaan tentang mencari jalan pintas untuk cepat menjadi programmer, mungkin hal ini disebabkan karena media-media lebih banyak mempromosikan tentang enaknya menjadi programmer, jarang yang membahas apa sebenarnya yang diperlukan untuk menjadi salah satunya.
Sekarang mari kita telaah apa yang sering dilupakan oleh mereka yang sedang berjuang namun dihadapkan dengan realita yang tak seindah yang dibayangkan, dan pada akhirnya menyerah.
It’s a journey
Dalam bidang apapun, sering orang hanya terlalu fokus kepada tujuan tetapi lupa atau malas mengalokasikan waktu dan energi untuk menjalani prosesnya. Padahal semua pengalaman dan pelajaran terbaik hanya akan kita dapatkan pada saat berproses.
Perlu diingat bahwa proses menjadi programmer adalah long-term game, there's no shortcuts; tidak ada jalan pintas.
Ketika mendapatkan pekerjaan yang kamu inginkan di perusahaan yang kamu impikan, itu adalah hasil dari kerja keras kamu belajar siang dan malam selama ini, buah dari kegagalan terdahulu, itu adalah hasil dari perjalanan kamu sebelumnya.
Jadi siapkan bendera yang akan kamu tancapkan di tujuan, namun jangan hanya dipegang dan dilihat saja, tetapi teruslah bergerak maju, meskipun sedikit demi sedikit, nikmati prosesnya, syukuri setiap batu loncatan yang berhasil kamu lalui dan tanpa disadari suatu saat nanti kamu sudah berada tepat di depan pintu tujuanmu.
It’s a race, but…
Banyak yang kehilangan semangat ketika sudah merasa berjuang dan belajar habis-habisan tetapi belum juga bisa menyamai keahlian orang lain, merasa diri tertinggal di belakang, jauh di belakang.
Belajar apapun, itu sebenarnya adalah perlombaan dengan diri sendiri. Berlomba dengan kemalasan, berlomba dengan keinginan mendapatkan sesuatu secara instan.
Kalau masih kalah dengan sifat-sifat tersebut, bagaimana mau berlomba dengan orang lain? bagaimana mau mengungguli orang lain yang mungkin sudah berhasil mengatasi semua sifat-sifat penghalang tersebut.
Menganggap belajar programming adalah perlombaan itu bisa saja, namun cobalah menang melawan dirimu sendiri terlebih dahulu sebelum berlomba dan membandingkan diri dengan orang lain.
It’s a life skill
Ketika sudah menguasai programming, belajar siang dan malam, sudah melamar pekerjaan kesana kemari namun belum membuahkan hasil, atau ketika merasa umur sudah tidak muda lagi untuk belajar programming, maka ingatlah hal berikut ini.
Bahwa skill programming adalah merupakan life skill. Menurut Wikipedia:
Life skills are abilities for adaptive and positive behaviour that enable humans to deal effectively with the demands and challenges of life.
Merupakan kemampuan untuk beradaptasi dan bersikap positif untuk menghadapi tantangan dan hambatan dalam kehidupan.
Jadi kalau kita melihatnya dari sudut pandang yang lebih luas, sebenarnya skill programming tidak hanya berfungsi untuk mencari pekerjaan, tidak hanya untuk mengumpulkan harta dan kekayaan semata.
Sangat bisa dimanfaatkan untuk membuka lapangan perkerjaan sendiri, gunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di sekitar kita, yang tidak jarang akan berujung menjadi sebuah bisnis menjanjikan.
Memiliki skill programming seperti mememiliki kekuatan super, membuat kita bisa melakukan banyak hal, mampu melakukan hal yang belum tentu orang lain juga bisa, membuat kita lebih mudah beradaptasi dan menangkap peluang baru.
Or, maybe it’s not for you
Pandangan terhadap orang-orang yang bisa programming memang bisa sangat spesial, bisa dianggap sebagai orang yang memiliki kecerdasan di luar biasanya atau bahkan dianggap jenius.
Namun buat orang-orang yang sudah menjalaninya, maka semua pandangan itu hanyalah salah satu bonus dari kerja kerasnya selama ini. Kita sadar bahwa kita belum tentu lebih pintar dari orang lain, bukan karena lebih jenius dari orang lain, tetapi murni karena usaha dan kerja keras.
Namun apabila programming malah membuat kamu merasa tertekan, terpaksa, tidak bisa menikmati prosesnya maka mungkin bidang ini bukan bidang yang cocok buat kamu. Memang betul siapa saja bisa belajar programming, namun faktanya tidak semua orang bisa dan cocok menjadi programmer.
Kalau merasa bidang ini tidak membuat kamu senang lalu untuk apa menjalaninya? hidup ini hanya sekali dan tidak hanya tentang programming dan komputer, banyak hal menarik lainnya yang kamu bisa tekuni yang mungkin lebih sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki.
Semoga poin-poin diatas bisa memberikan sedikit pencerahan dan pengingat buat yang saat ini berproses menjadi programmer, semoga hal-hal tersebut mampu memperkuat fondasi untuk mencapai tujuan yang ingin kamu capai.
Buat kamu yang penasaran dengan perjalanan saya menjadi programmer, bahkan sampai bekerja di luar negeri, saya menuangkannya ke dalam sebuah e-book berjudul Zero To Programmer yang bisa kamu dapatkan disini.